Penyakit burung merpati
Burung merupakan salah satu binatang peliharaan yang sangat rentan terhadap penyakit. pada umumnya hal tersebut disebabkan oleh masalah perawatannya yang tidak bagus, kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, perubahan cuaca panas dingin pada siang dan malam hari, kondisi sangkar yang kurang sehat, pemberian menu makanan yang kurang baik.Burung merpati yang sudah terserang penyakit,tetap harus mendapatkan perhatian khusus . Untuk itu, bila burung merpati terserang oleh penyakit maka sebaiknya segera Anda pisahkan mereka dengan burung sehat yang lainnya agar tidak tertular.Adapun beberapa penyakit yang sering dijumpai menyerang burung merpati yaitu sebagai beriku:
1. Penyakit Yang Disebabkan oleh Virus
2. Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri.
3 Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa
4. Penyakit yang disebabkan oleh parasit.
5. Penyakit yang disebabkan oleh Ectoparasite (Kutu)
Beberapa tanda-tanda goham yg paling umum adalah:
1.Penularan goham melalui kontak langsung dan air liur.
2.Infeksi Saluran Pernapasan
Beberapa faktor penyebab terjadinya infeksi saluran pernapaan antara lain:
Paratyphoid dapat menyerang semua bagian tubuh seperti:
- Newcastle Disease (ND)
- Paramyxovirus (sejenis ND)
- Pigeon Pox (patek)
- Herpesvirus
- Adenovirus
- Circovirus
- Arbovirus
Penyakit yang disebebkan oleh virus tidak bisa diobati dengan antibiotik,
tetapi hanya bisa dicegah dengan cara vaksinasi. Penyebuhan hanya mengandalkan pada daya tahan tubuh untuk mengatasi berkembangnya virus tersebut.
Pada saat daya tahan tubuh sudah mampu mengatasi, maka dengan sendirinya burung akan sembuh.
Tetapi kalau anti-body tidak kuat burung akan mati.
Burung yang terkena penyakit yang disebabkan oleh virus bisa juga diberi anti-biotik berspektrum luas seperti Baytril atau Amoxyline. Tujuannya bukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut, tetapi untuk mencegah munculnya infeksi sekunder akibat kondisi tubuh yg lemah.
Burung yang terkena penyakit karena virus, yang terpenting dilakukan adalah diisolasi,
jaga kebersihan kandang dan beri makanan yang berprotein untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
>
Kalau burung nggak mau makan bisa dibantu dengan spet cairan infus.
Jenis penyakit karena virus yang paling umum adalah ND/Paramyxovirus dan Pox (cacar).
- Paratyphoid
- Mycoplasmosis
- Clamydiosis
- Pseudotuberculosis
- Aspergillosis
- Candidiasis
- Ulcerative Enteritis
- E-Coli
- Streptococus Bovis
Dari jenis penyakit tersebut di atas, yang paling umum dijumpai adalah
Paratyphoid, Clamydiosis, Streptococus Bovis dan E-Coli
- Coccidiosis
- Trichomoniasis/Canker (Goham)
- Malaria
- Pseudomalaria
- Hexamitiasis
- Toxoplasmosis
- Leucocytozoonosis
Dari jenis penyakit tersebut di atas, yang paling umum adalah coccidiosis dan Canker (goham).
- Cacing Pita (tapeworm)
- Cacing Gelang(roundworm)
- Cacing Rambut.(hairworm)
- Lice
- Mites
- Pigeon Fly
1. Goham (Canker)
Goham atau Canker merupakan penyakit merpati yang paling umum dijumpai. Penyakit ini sebenarnya semacam sariawan yang disebabkan oleh protozoa trichomoniasis. Karena penyakit ini paling umum dijumpai, maka apabila burung anda terlihat kurang fit, maka kecurigaan pertama adalah Goham.
Goham sangat mudah menyerang burung yang stress karena berbagai sebab, terutama stress karena kelelahan atau perjalanan jauh.
Goham bisa menyerang bagian tubuh mana saja mulai dari mulut sampai dubur
Tetapi apabila goham menyerang organ bagian dalam tentu bercak kuning tidak terlihat. Untuk goham yang menyerang organ bagian dalam, maka mulut burung akan tercium bau busuk. Oleh sebab itu apabila ada burung yang terlihat kurang sehat, maka perlu diperiksa mulutnya dan dicium.
2. "Pinguin posture",
yaitu burung akan berdiri seperti pinguin atau bebek dengan badan terangkat
3. Kotoran mencret dan berwarna hijau.
4. Banyak minum
5. Telih tidak turun,
6. Badan terasa berat
7. Bulu terlihat kering dan kusam.
Burung indukan yg kena goham maka saat meloloh akan menularkan kepada piyiknya. Oleh sebab itu, sebelum indukan meloloh perlu diberi obat anti-goham 1/2 dosis (3 hari). Burung yang sedang meloloh apa bila lolohannya tercecer di sarang maka piyiknya akan terkena goham di bagian dubur.Goham juga mudah menular melalui air minum. Oleh karena itu, burung yang terkena goham, tempat minum dan makannya di pisah. Lebih aman lagi, burung yang terkena goham diisolasi.
Kalau kita tidak yakin burung-burung teman bebas dari goham, maka saat latihan bersama ada baiknya tempat minumnya tidak tercampur dengan burung orang lain.
Pengobatan goham bisa menggunakan anti biotik Metronidazole, Carnidazole, Ronidazole atau Dimetridazola. Metronidazole terbukti efektif mengatasi goham dan harganya pun relatif murah dan bisa didapat di apotik.
Dosis yang dianjurkan adalah 50 mg/hari. Karena saya agak ragu dengan kekuatan anti biotik yang beredar di Indonesia, bisa menggunakan dosis 75-100 mg. Jadi kalau kita pake Metronidazole 500 mg, maka 1 tablet bisa dibagi 4-6. Pengalaman saya belum lama ini diberi 1/6 tablet dan hanya dalam 2 hari goham sudah bersih. Meskipun goham sudah bersih, tetapi pemberian anti biotik dianjurkan 5-7 hari agar betul-betul tuntas dan menghindari bakteri kebal.
Kalau kita membawa burung dari luar kota atau dari tempat lain ada baiknya diberi obat anti goham 1/2 dosis (3 hari). Untuk burung yang stress karena perjalanan jauh atau terlalu lelah, cukup diberi obat 1 kali saja
Penyakit pada sistem pernapasan pada umumnya terjadi pada saat burung aktif dimainkan. Gejala yang umum terlihat pada burung yang terkenana infeksi saluran pernapasan adalah:
1. Pada stadium dini, mata terlihat berair dan pada stadium lanjutan mata seperti belekan
2. Keluar cairan dari hidung
3. Cere (bagian hidung yang berwarna putih) terlihat lembab dan kotor (tidak putih bersih)
4. Burung suka bersin dan menggaruk-garuk matanya dengan kaki.
5. Nafas terlihat berat .
6. Apabila mulut dibuka maka tonsil terlihat membengkak dan saluran pernapasan menyempit.
1. Faktor lingkungan (kandang lembab, terlalu padat/overcrowding)
2. Faktor manajemen yang buruk (lembab, kualitas pakan, latihan yang berlebihan)
3. Faktor penyakit (bakteri, jamur, dan kutu)
Beberpa jenis bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan antara lain Clamydiosis/ornithosis,Mycoplasama, Haemophilus. E-Coli pada stadium tertentu juga dapat menyebar pada sistem saluran pernapasan.
Serbuk jamur (Aspergillus Fumigatus) yang terhisap oleh merpati juga dapat menjadi faktor penyebab gangguan pernapasan. Dalam kandang yang lembab, jamur akan tumbuh dengan subur. Selain itu kutu (mites) yang masuk ke lubang hidung juga dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Penularan infeksi saluran pernapasan adalah melalui kontak langsung dengan perantara air minum atau lendir yg keluar saat burung bersin.
3. Paratyphoid
Paratyphoid disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhimurium. Paratyphoid umum dijumpai pada merpati dan dianggap lebih berbahaya dan mematikan dibandingkan penyakit goham dan saluran pernapasan. Burung piyik yang terkena paratyphoid sistem perncernakan dapat mati dalam waktu sangat singkat (mendadak). Bahaya lain dari paratyphoid adalah karena bakteri ini dapat hidup dalam periode yang sangat lama di luar tubuh burung sehingga sterilisasi kandang agak sulit. Paratyphoid juga bisa terbawa oleh burung lain yang masuk ke kandang kita, sehingga perlu kehati-hatian kalau membawa burung baru dari luar.
1. Saluran pencernakan.
Jika paratyphoid menyerang saluran pencernakan maka burung akan menunjukkan gejala tidak mau makan, badan terasa ringan (ampyang), kotoran mencret berwarna hijau dan kadang kalau berbusa. Selain, terkadang bulu leher berdiri seperti pada gejala burung yang terkena virus herpes.
2. Saraf otak (Miningel Form).
Apabila paratyphoid menyerang syaraf otak maka burung terlihat seperti kena ND (celeng). Bedanya, burung yang terkena paratyphoid kepalanya tidak muter hanya tidak bisa berdiri tegak seperti lehernya lumpuh . Sementara kalau ND burung kepalanya akan muter2 dan cenderung jalan-jalan.
3. Persendian (Join Form).
Apabila paratyphoid menyerang persendian maka akan menimbulkan bengkak. Biasanya persendian yang diserang adalah sapar, pergelangan kaki dan lutut.
4. Menyerang organ tubuh bagian dalam (Generalized atau Multi-organ Form).
yang lain termasuk alat reproduksi. Kematian bisa sangat cepat terjadi tanpa ada tanda-tanda
Paratyphoid juga bisa menyerang organ tubuh klinis yang terlihat (mati mendadak). Sementara kalau menyerang sistem reproduksi akan menyebabkan burung mandul (steril). Kalaupun tetap bisa bertelur dan menetas, biasanya akan menimbulkan piyik cacat atau mati saat masih dalam bentuk embrio.
Pencegahan:
Karena Salmonella dapat hidup di luar tubuh cukup lama (bulanan), maka kebersihan kandang menjadi sangat penting. Secara teratur kandang harus disemprot/cuci dengan disinfektan. Hanya yang perlu diingat, jangan menggunakan disinfektan yang berbahan alkaline karena salmonella justru tumbuh subur di medium alkaline. Tempat makan dan minum juga sebaiknya dicuci dengan disinfektan yang mengandung clorine.
Cirilain dari Salmonella adalah tidak hidup di medium yang asam (acid). Oleh karena itu, sekali-sekali kandang perlu disemprot/dicuci dengan air yg asam (acidifying). Ini bisa dilakukan dengan mencampur air untuk mencuci dengan cuka makan (5%). untuk 1 liter air dicampur dengan 1 sendok makan cuka (10 ml).
Pengobatan:
Sampai saat ini Baytril masih diangggap obat paratyphoid yang paling efektif dengan dosis 3 tetes 2 kali setiap hari selama 7-10 hari dan bisa sampai 14 hari. Antibiotik lain yang dianjurkan adalah amoxycillin. Kelabihan Amoxycillin dari Baytril adalah Amoxycillin tidak mengganggu fertilitas sehingga dapat digunakan pada saat menjelang masa breeding (untuk preventif). Selama dalam pengobatan dianjurkan untuk diberi vit B-Complex
Apabila persendian sudah bengkak atau leher tengleng, anti biotik tidak akan menyembuhkan bengkak dan celeng. Perlu treatment lain setelah paratyphoidnya sembuh. Tetapi burung yg sudah terkena paratyphoid cukup parah tidak direkomendasikan untuk jadi racer atau breeder. Kalaupun jadi babuan, dikhawatirkan juga akan menulari piyiknya.
4. COCCIDIOSIS
Coccidiosis adalah infeksi saluran pencernakan yang disebabkan oleh protozoa/parasit Cocidia.
Infeksi ini bisa menyerang semua jenis binatang. Untuk merpati, infeksi disebabkan Cocidia jenis Eimeria Colombanum dan Emiria Labbeana. Cocidia merusak sel dinding usus namun apabila jumlah Cocidia dalam dinding usus tidak terlalu banyak maka burung tidak akan terlihat sakit. Apabila burung mengalami stress atau daya tahan tubuhnya menurun akibat infeksi yang lain, maka jumlah Cocidia akan berkembang pesat.
Gejala burung yang terkena adalah kotoran encer berwarna hijau kecoklatan, bebau menyengat dan apabila sudah parah ada seperti bercak darah. Karena kerusakan terjadi pada sel dinding usus, maka burung juga berpotensi kena anemia. Itu sebabnya rongga mulut terlihat pucat.
Penularan cocidiosis seperti cacing, yaitu melalui kotoran.
Telur cocidia akan terbawa bersama kotoran dan apabila tercampur dengan makanan akan menular. Di dalam tubuh,
telur cocidia akan menetas dan berkembang biak. Lingkungan yang mendorong berkembangnya cocidia adalah kandang yang lembab dan hanyat dengan temperatur sekitar 28 derajat C.
Karena penularannya melalui kotoran, maka pencegahannya adalah menjaga kebersihan kandang. Upayakan makanan dan minuman jangan sampai terkena kotoran burung.
Obat cocidiosis untuk binatang lain bisa juga untuk merpati. Hanya perlu penyesuaian dosisnya saja. Derivatif Sulfonamide efektif untuk mengatasi cocidiosis. Obat lain yang juga direkomendasikan adalah Sulfaquinoxalin, Sulfadimethoxine dan Sulfaclorpyrazine. Pemberian obat selama 3 hari.
5. COLIBACILLOSIS
Colibacillosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichia Coli atau lazim disebut dengan E-Coli.
Bakteri ini pada umumnya berada di saluran pencernakan tetapi bisa juga menyebar ke organ tubuh yang lain. Bakteri E-Coli pada dasarnya dijumpai di manusia dan hewan.
Ada sejumlah strain E-Coli dari yang tidak berbahaya sampai yang menyebabkan sakit. Jika jenis atau strain E-Coli adalah jenis yang tidak berbahaya dan dalam jumlah yang tidak banyak,
maka bakteri ini tidak menyebabkan burung sakit.
Masalah akan timbul apabila strain bakteri yang ada dari jenis yang berbahaya dan dalam jumlah yang berlebihan.
Apabila E-Coli menyerang sistem pencernakan maka gejala yang terlihat adalah burung diare dengan kotoran berwarna hijau dan putih dimana warna putihnya menyebar (Pada burung yg sehat, warna putuh akan mengelompok).
Karena diare yang hebat, maka pantat burung akan basah. Ciri lain dari burung yang terinfeksi E-Coli adalah kotoran berbau menyengat.
Apabila C-Coli menyebar ke sistem reproduksi maka akan menyebabkan burung infertil, telur hitam tetapi tidak menetas atau warna putih (bening). Terkadang, cangkang telur juga lembek seperti kekurangan kalsium. E-Coli juga dapat menyebar ke ginjal, hati atau pankreas yang berdampak pada memperlemah kinerja burung
Gejala lain yang umum adalah burung menjadi kurus dan karena infeksi di sistem pencernakan. Pada stadium tertentu (cukup parah) burung akan banyak minum dan muntah.
E-Coli sering kali menyerang piyik yang berumur antara 7-15 hari. Jika ini terjadi maka menyebabkan piyik mati tiba-tiba
Sebagai bakteri, maka E-Coli akan tumbuh subur di lingkungan yang lembab dan kotor. Karena E-Coli pada umumnya terdapat pada sistem pencernakan, maka penularan terjadi melalui kotoran.
Pencegahan E-Coli dapat dilakukan dengan menjaga kandang agar tetap bersih dan kering, membersihkan alat minum dan makan dengan air campur cuka, pemberian probiotik secara teratur (2X seminggu), mencampur air minum dengan sedikit cuka apel, menghilangkan faktor penyebab stress (umumnya kandang terlalu padat dan latihan yang berlebihan).
6. TUMOR
Tumor sangat umum dijumpai pada merpati, baik yang menyerang organ tubuh bagian dalam (tidak terlihat) maupun yang tampak dari luar. pada prinsipnya tumor dikelompokkan menjadi tumor ganas (malignant) dan tumor tidak ganas (benign).Pengobatan tumor hanya bisa dilakukan dengan operasi. Tetapi apabila tumornya jenis yang tidak ganas, maka operasi tidak diperlukan, terkecuali kalau menyerang bagian tubuh yang mengganggu.
7. K U T U
Kutu sangat umum dijumpai pada setiap merpati, hanya kuantitasnya saja yang berbeda.Banyak pemain merpati yang kurang memperhatikan masalah kutu karena dianggap tidak berbahaya.
Memang kutu tidak menyebabkan kematian, tetapi dampaknya sangat merugikan, antara lain bulu menjadi rusak, anemia dan stress. Burung yang banyak kutunya akan terganggu saat istirahat (malam hari) karena gatel digigit kutu.
Dan burung yang tidak beristirahat dengan baik tentu akan mempengaruhi kinerjanya.
Pengobatan kutu dapat dilakukan dengan obat kutu yang umum dijumpai di pasaran.
Hati-hati menggunakan obat pembasmi serangga karena bisa merusak bulu hingga keracunan.
Mencegah kutu dapat dilakukan dengan menyemprot kandang dgn insektisida yg aman, memandikan burung dengan air yg dicampur sedikit cuka dan garam 2 X seminggu. Secara tradisional, rebusan air sirih saya dengan juga efektif dan aman digunakan untuk mencegah tumbuhnya kutu.
Kendalikan Penyebaran penyakit Hewan Peliharaan Burung Merpati agar tidak menular semakin parah.
1. Tindak karantina
2. Vaksinasi atau pencegahan penyakit
3. Penyidikan prevalensi penyakit
4. Monitoring penyakit
5. Pengobatan
Orang Lain juga sering membacanya;
Beberapa cara Merawat Merpati Tinggian
https://sportgibaz.blogspot.com/2015/12/merawat-merpati-tinggi.html