Bulutangkis Sebagai Olah Raga, Rekreasi dan Sosialisasi
Bulutangkis adalah cabang olah raga yang sangat popular di Indonesia. Kita dapat melihat begitu banyak lapangan bulutangkis terbuka di sekitar pemukiman. Malam hari saat cuaca cerah, untuk menghalau penat dan tegang setelah bekerja seharian penuh, warga berkumpul di sekitar lapangan bulutangkis.
Di lapangan terbuka yang sederhana dan diterangi lampu neon seadanya, warga sekitar kampung bersimbah peluh bermain bulutangkis dengan gembira.
Para veteran pasti masih ingat dengan lampu patromak yang digantung dan lapangan yang dibatasi dengan bilah bambu.
Mereka yang menunggu giliran bermain kumpul di pinggir lapangan, berbincang tentang segala masalah sambil diselingi humor-humor segar. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, bulutangkis adalah sarana untuk mempertahankan kebugaran, rekreasi dan sosialisasi yang murah dan meriah.
Olah raga bulutangkis di Indonesia semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah gedung olah raga (GOR) bulutangkis. Mereka yang ingin melakukan olah raga bulutangkis secara teratur, tanpa diganggu oleh hujan dan angin, sangat dibantu oleh keberadaan GOR tersebut.
Dari sore hingga tengah malam, jadwal pemakaian lapangan setiap GOR tampak sangat padat. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam melakukan olah raga bulutangkis
Seiring dengan perkembangan tersebut, berbagai klub pembinaan olah raga bulutangkis tumbuh di berbagai pelosok. Kesadaran masyarakat luas tentang manfaat bulutangkis sebagai olah raga mendapatkan bentuknya dalam klub pembinaan usia dini.
Juga, keinginan dan dukungan para orangtua untuk memberi anak-anak kegiatan yang menyehatkan dan menyenangkan menjadi lahan subur untuk tumbuhnya klub-klub pembinaan. Sekarang, dapat dilihat begitu banyak anak-anak usia sekolah dengan semangat yang luar biasa terlibat aktif dalam berbagai klub pembinaan bulutangkis.
Banyak orang menikmati aspek sosial dan rekreasional dari permainan bulutangkis untuk “menjaga kebugaran”. Sebagian pemain pasti ada yang merasakan bahwa kemenangan dalam permainan bulutangkis memberikan kepuasan luar biasa dan menambah kesenangan dalam olah raga ini.
Penikmat permainan bulutangkis menyadari bahwa kemungkinan menang akan semakin bertambah bila permainan tersebut dilakukan dalam keadaan bugar.
Disinilah muncul pertentangan: apakah seseorang bermain untuk menjaga kebugaran atau menjaga kebugaran untuk meraih kemenangan dalam permainan? Pilihan jawaban yang manapun, untuk kebanyakan orang, dalam tingkat apapun permainannya, ingin menjadi pemain yang lebih baik. Untuk itu, kita perlu mengenal lebih jauh olah raga bulutangkis yang menyenangkan dan menyehatkan ini.
Keunikan atau ciri khas permainan bulutangkis terletak pada aturan bermain, ukuran dan bentuk lapangan, alat permainan yaitu raket dan kecepatan shuttlecock, sering disebut kok atau bola. Dalam perbincangan di pinggir lapangan saat beristirahat, kawan-kawan sering bertanya, berapa kecepatan tertinggi luncuran shuttlecock? Atlit bulutangkis yang mana yang paling kuat pukulan smashnya? Bagaimana kita dapat melatih kemampuan tubuh agar dapat melakukan pukulan yang menghasilkan luncuran maksimal? Untuk sementara ini, seputar bulu tangkis akan memberikan satu rangkuman dari pencarian jawaban tersebut.
Pertama, luncuran kok bulutangkis dapat mencapai kecepatan 180 mph (180 mil per hour atau sekitar 80 meter per detik). Itu lebih cepat dari serve tenis, dan kecepatan seperti ini sering muncul dalam rally pada pemain tingkat tinggi. Pemain atau pasangan pemain harus menjaga agar shuttlecock tidak jatuh dalam wilayahnya dalam sebuah lapangan bulutangkis yang telah ditetapkan ukurannya.
Perbandingan antara final Wimbledon dengan final kompetisi bulutangkis dunia menunjukkan bahwa atlit bulutangkis membutuhkan kondisi tubuh puncak. Dalam pertadingan dengan 3 set, selama 45 menit waktu pertandingan kok meluncur selama 20 menit.
Dalam waktu itu, pemain membuat 350 perubahan arah dengan sudut 90 derajat atau lebih, dan memukul kok sekitar 400 kali. Sekitar 150 kali pukulan di antaranya dengan putaran tangan penuh. Denyut jantung meningkat dari 72 denyut/menit ke 125 denyut/menit untuk orang dalam kondisi normal.
Untuk bisa ikut dalam kompetisi bulutangkis seperti itu, atlit bulutangkis membutuhkan daya ledak, refleks secepat cahaya dan kemampuan koordinasi tangan-mata yang cepat.
Pertandingan bulutangkis meliputi tindakan dengan konsentrasi tinggi yang konstan; berlari ke depan, melompat, mengganti arah, meregang, berlari ke belakang, melempar dan memukul. Sehingga ada penelitian yang menyatakan bahwa bulutangkis merupakan the finest conditioning game activities.
Dengan gambaran seperti itu, para pelatih dan orangtua yang serius dalam pembinaan bulutangkis untuk anak usia dini haruslah memperhatikan semua prasyarat yang mendukung kebugaran sang anak.
Peminat bulutangkis, orang tua, atlit dan pelatih harus dapat membedakan antara bermain bulutangkis untuk kebugaran dengan melatih kebugaran untuk bertanding bulutangkis.
Orang lain juga sering membacanya;
Hobi olahraga Bulutangkis?ini manfaatnya
Di lapangan terbuka yang sederhana dan diterangi lampu neon seadanya, warga sekitar kampung bersimbah peluh bermain bulutangkis dengan gembira.
Para veteran pasti masih ingat dengan lampu patromak yang digantung dan lapangan yang dibatasi dengan bilah bambu.
Mereka yang menunggu giliran bermain kumpul di pinggir lapangan, berbincang tentang segala masalah sambil diselingi humor-humor segar. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, bulutangkis adalah sarana untuk mempertahankan kebugaran, rekreasi dan sosialisasi yang murah dan meriah.
Olah raga bulutangkis di Indonesia semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah gedung olah raga (GOR) bulutangkis. Mereka yang ingin melakukan olah raga bulutangkis secara teratur, tanpa diganggu oleh hujan dan angin, sangat dibantu oleh keberadaan GOR tersebut.
Dari sore hingga tengah malam, jadwal pemakaian lapangan setiap GOR tampak sangat padat. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam melakukan olah raga bulutangkis
Seiring dengan perkembangan tersebut, berbagai klub pembinaan olah raga bulutangkis tumbuh di berbagai pelosok. Kesadaran masyarakat luas tentang manfaat bulutangkis sebagai olah raga mendapatkan bentuknya dalam klub pembinaan usia dini.
Juga, keinginan dan dukungan para orangtua untuk memberi anak-anak kegiatan yang menyehatkan dan menyenangkan menjadi lahan subur untuk tumbuhnya klub-klub pembinaan. Sekarang, dapat dilihat begitu banyak anak-anak usia sekolah dengan semangat yang luar biasa terlibat aktif dalam berbagai klub pembinaan bulutangkis.
Banyak orang menikmati aspek sosial dan rekreasional dari permainan bulutangkis untuk “menjaga kebugaran”. Sebagian pemain pasti ada yang merasakan bahwa kemenangan dalam permainan bulutangkis memberikan kepuasan luar biasa dan menambah kesenangan dalam olah raga ini.
Penikmat permainan bulutangkis menyadari bahwa kemungkinan menang akan semakin bertambah bila permainan tersebut dilakukan dalam keadaan bugar.
Disinilah muncul pertentangan: apakah seseorang bermain untuk menjaga kebugaran atau menjaga kebugaran untuk meraih kemenangan dalam permainan? Pilihan jawaban yang manapun, untuk kebanyakan orang, dalam tingkat apapun permainannya, ingin menjadi pemain yang lebih baik. Untuk itu, kita perlu mengenal lebih jauh olah raga bulutangkis yang menyenangkan dan menyehatkan ini.
Keunikan atau ciri khas permainan bulutangkis terletak pada aturan bermain, ukuran dan bentuk lapangan, alat permainan yaitu raket dan kecepatan shuttlecock, sering disebut kok atau bola. Dalam perbincangan di pinggir lapangan saat beristirahat, kawan-kawan sering bertanya, berapa kecepatan tertinggi luncuran shuttlecock? Atlit bulutangkis yang mana yang paling kuat pukulan smashnya? Bagaimana kita dapat melatih kemampuan tubuh agar dapat melakukan pukulan yang menghasilkan luncuran maksimal? Untuk sementara ini, seputar bulu tangkis akan memberikan satu rangkuman dari pencarian jawaban tersebut.
Pertama, luncuran kok bulutangkis dapat mencapai kecepatan 180 mph (180 mil per hour atau sekitar 80 meter per detik). Itu lebih cepat dari serve tenis, dan kecepatan seperti ini sering muncul dalam rally pada pemain tingkat tinggi. Pemain atau pasangan pemain harus menjaga agar shuttlecock tidak jatuh dalam wilayahnya dalam sebuah lapangan bulutangkis yang telah ditetapkan ukurannya.
Perbandingan antara final Wimbledon dengan final kompetisi bulutangkis dunia menunjukkan bahwa atlit bulutangkis membutuhkan kondisi tubuh puncak. Dalam pertadingan dengan 3 set, selama 45 menit waktu pertandingan kok meluncur selama 20 menit.
Dalam waktu itu, pemain membuat 350 perubahan arah dengan sudut 90 derajat atau lebih, dan memukul kok sekitar 400 kali. Sekitar 150 kali pukulan di antaranya dengan putaran tangan penuh. Denyut jantung meningkat dari 72 denyut/menit ke 125 denyut/menit untuk orang dalam kondisi normal.
Untuk bisa ikut dalam kompetisi bulutangkis seperti itu, atlit bulutangkis membutuhkan daya ledak, refleks secepat cahaya dan kemampuan koordinasi tangan-mata yang cepat.
Pertandingan bulutangkis meliputi tindakan dengan konsentrasi tinggi yang konstan; berlari ke depan, melompat, mengganti arah, meregang, berlari ke belakang, melempar dan memukul. Sehingga ada penelitian yang menyatakan bahwa bulutangkis merupakan the finest conditioning game activities.
Dengan gambaran seperti itu, para pelatih dan orangtua yang serius dalam pembinaan bulutangkis untuk anak usia dini haruslah memperhatikan semua prasyarat yang mendukung kebugaran sang anak.
Peminat bulutangkis, orang tua, atlit dan pelatih harus dapat membedakan antara bermain bulutangkis untuk kebugaran dengan melatih kebugaran untuk bertanding bulutangkis.
Orang lain juga sering membacanya;
Hobi olahraga Bulutangkis?ini manfaatnya
https://sportgibaz.blogspot.com/2016/02/hobi-olahraga-bulu-tangkisini-manfaatnya.html